Pages

Sabtu, 15 Juni 2013

BLSM - Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

BLSM - Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
Nama Baru Program Lama


Agung Priyadi Nugraha (30111352)
agungpriyadinugraha@gmail.com
agung.priyadi.n@studentsite.gunadarma.ac.id

BOGOR | 2DB01 MANAJEMEN INFORMATIKA

BLSM atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat merupakan konpensasi dari pemerintah  terkaitnya dengan kenaikan harga BBM. Sebenarnya itu program lama pada masa pemerintahan SBY-KALLA pada saat itu juga merupakan konpensasi dari kenaikan BBM. Namun pada saat itu masih bernama BLT atau Bantuan Langsung Tunai yang sekarang diganti dengan BLSM, apakah program itu efektif? sebenarnya masih diragukan oleh banyak kalangan karena dilihat dari masanya BLT itu memang sedikit membantu masyarakat namun banyak masalah muncu jugal dari konpensasi BLT itu, contohnya kasus-kasus seperti dibawah ini.

Depok, Jabar 
Gara-gara stres didesak warganya yang tidak mendapatkan BLT, Nur Hasan (50), Ketua RT 02/08 Kelurahan Pancoran Mas, Depok, tewas menyedihkan akibat meminum cairan racun serangga, 21 Oktober 2005. Hasan menempuh jalan pintas dengan menenggak racun serangga. Warga yang tidak mendapat kartu mengira Hasan yang memainkan. Padahal, Hasan sudah menjelaskan bahwa kewenangannya hanya membagi.

Karanganyer, Jateng 
Seorang nenek, Kasipah (80), tewas karena keletihan antre di kantor Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Senin (17/10/2005) . Ia ini meninggal dalam perjalanan ke puskesmas setelah ambruk saat berdesak-desakan bersama ratusan warga. Sebelum meninggal korban sempat pingsan beberapa lama di tengah kerumunan warga.

Banyuwangi, Jatim
Nenek Warinem (84), warga Genteng Wetan, Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal saat antre bantuan langsung tunai (BLT), Jumat (14/10/2005) . Warinem bersama 1.400 warga antre dana BBM di kantor camat Genteng, Banyuwangi. Tiba-tiba, nenek itu pusing dan meminta Jami’iyah, tetangga yang mengantar, membawanya keluar antrean. Baru beberapa menit istirahat, ia pingsan dan meninggal.

Selain kejadian-kejadian diatas, banyak pemberian langsung tunai yang juga salah sasaran kepada orang-orang yang mampu dalam materi, mungkin karena salah pencatatan, KKN, ataupun juga bisa jadi orang yang mampu telah memalsukan kartu keterangan kemiskinan, padahal dalam agama siapa yang telah mengambil hak orang miskin itu akan mendapatkan dosa yang berat. Sungguh miris melihat hal seperti itu, ingin memajukan bangsa tapi sistemnya yang masih amburadul. 

Apakah dengan bantuan tunai tersebut akan meringankan beban banyak masyarakat miskin? dari namanya sudah jelas BLSM - bantuan langsung "SEMENTARA" masyarakat, itu hanya bersifat sementara dan kemungkinan besar hanya akan membantu sedikit dari biaya hidup perbulannya karena setiap keluarga itu hanya diberikan sebesar Rp 150.000,- . Dengan uang sebesar itu mungkin hanya untuk mencukupi 3 hari makan saja. Kalo dilihat untuk jangka panjang mungkin itu tidak efektif karena tidak akan berbekas dan akan habis pada waktunya. “Saya mendengar, uang itu berasal dari pinjaman Luar Negeri. Jika demikian, berarti Pemerintah bukan mensejahterakan rakyat. Akan tetapi justru mewariskan hutang kepada rakyat, karena bentuk bantuan itu bukan program jangka panjang, namun program tersebut akan ada akhirnya. Pemerintah hanya memberikan ikan, bukan memberikan kail,”demikian Din memberikan pengibaratan.  

Mungkin ada benarnya juga apa yang telah diucapkan oleh pimpinan muhammadiyah tersebut, akan lebih baik jika uang untuk BLSM itu oleh pemerintah diberikan wadah untuk usaha masyarakat dipedesaan sehingga akan menghasilkan uang yang lebih, selain itu juga sekaligus mengajarkan masyarakat miskin dipedesaan untuk belajar mandiri dan lebih bertanggung jawab pada setiap kerjaan yang dilakukan serta itu akan mengubah mindset orang miskin yang tidak selalu berpikiran akan dikasih oleh pemerintah selain itu bagus pada bangsa ini untuk bisa mensejahterakan orang-orang miskin dipedesaan, mungkin dengan adanya tempat pekerjaan di pedesaan untuk bekerja orang-orang tidak akan merantau ke kota lagi yang hanya akan membuat kekumuhan dan kemacetan. Untuk jangka panjang itu lebih efektif daripada dengan memberikan secara tunai yang akan menghabiskan uang triliunan rupiah dengan hasil yang tidak sebanding.


Link terkait :

1. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/06/14/blt-dan-blsm-kesalahan-yang-mungkin-terulang-568606.html
2. http://politik.kompasiana.com/2013/06/12/blsm-rentan-salah-kamar-568196.html
3. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/13/mob66r-pengamat-jangan-sampai-penyaluran-blsm-diterima-orang-kaya
4. http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-2746-detail-din-blsm-kenapa-menjelang-pemilu.html
5. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/15/mof9ow-pdip-berkeras-tolak-blsm-usulkan-program-padat-karya
6. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo6uf5-demokrat-bantah-blsm-strategi-menangkan-pemilu-2014

0 komentar:

Posting Komentar